Australia memiliki hutan yang luas, mencakup sekitar 149 juta hektar, atau 19% dari total lahan di negara ini. Dari total tersebut, 147,4 juta hektar adalah hutan alami, sedangkan 1,97 juta hektar adalah hutan tanaman.
Per kepala penduduk, Australia memiliki luas hutan yang tinggi di dunia, dengan 7 hektar hutan per kepala penduduk, sementara rata-rata global hanya 0,6 hektar. Namun, mayoritas dari Australia adalah gurun, dengan daerah kering mencapai 70% dari wilayah interior negara ini. Hal ini membuat tumbuhnya hutan menjadi sangat sulit. Hutan alami Australia terutama terdapat di wilayah yang menerima cuaca lebih dari 500mm per tahun. Sedangkan, hutan tanaman secara komersial terutama ditanam di daerah yang menerima lebih dari 700mm hujan per tahun.
Zona hutan alami terletak di wilayah sempit yang berjalan dari utara ke selatan sepanjang pantai di sebelah timur pegunungan Great Dividing Range. Wilayah ini mencakup iklim hutan hujan tropis di utara, iklim basah subtropis musiman di wilayah tengah-selatan, dan iklim maritim yang sedang di area selatan.
Tipe vegetasi hutan utama termasuk hutan hujan tropis, hutan daun hijau subtropis, dan hutan daun hijau lebar, ditambah dengan sedikit hutan daun hijau subtropis tepi laut di daerah iklim Mediterania barat daya Australia. Pohon Eucalyptus adalah spesies pohon yang paling umum di Australia.
Meskipun Australia memiliki banyak sumber daya hutan per kapita, hutan tersebut sangat penting secara ekologi, terutama di pantai timur yang padat penduduknya. Oleh karena itu, Pemerintah Australia telah menetapkan tujuan pengelolaan hutan, dengan harapan dapat mencapai pengelolaan hutan yang berkelanjutan sambil mengintegrasikan nilai dan peran hutan di semua bidang lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Namun, hutan Australia menghadapi banyak tantangan, terutama insiden kebakaran hutan. Pada bulan September 2019, kebakaran hutan terjadi dan terus membakar selama hampir empat bulan hingga tahun 2020, menyebabkan kerusakan dan kehancuran yang luas. Kebakaran tersebut sulit untuk dikendalikan dan diperkirakan akan terus terjadi. Menurut Australian Academy of Sciences, sekitar setengah dari kebakaran hutan di Australia dipicu oleh petir yang dapat menyebabkan percikan awal kebakaran hutan. Saat cuaca panas, kering, dan berangin, kebakaran sangat mungkin terjadi dan akan terus menciptakan kerusakan yang besar.
Di Australia bagian tenggara, kebakaran hutan cenderung terjadi ketika padang rumput dan hutan mengering pada musim panas dan gugur. Di Australia bagian utara, kebakaran hutan mencapai puncaknya pada musim kemarau, biasanya selama musim dingin dan musim semi. Perubahan iklim diyakini menjadi faktor yang membantu meningkatkan frekuensi kebakaran ini, dan ekosistem yang rentan dari Australia berisiko terkena dampak yang parah.
Untuk mengatasi risiko dan dampak dari kebakaran hutan, Pemerintah Australia telah mengimplementasikan berbagai langkah, seperti program pencegahan dan pemadaman kebakaran, penelitian, dan keterlibatan masyarakat. Pemerintah juga telah mendirikan Bushfire and Natural Hazards Cooperative Research Centre untuk meningkatkan kemampuan negara dalam persiapan, tanggapan, dan pemulihan dari bencana alam.
Selain kebakaran hutan, hutan Australia juga menghadapi ancaman lain, termasuk deforestasi, penebangan, dan perubahan iklim. Ancaman tersebut sangat signifikan, terutama di daerah di mana hutan terfragmentasi dan berada di bawah tekanan urbanisasi dan perubahan penggunaan lahan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa hutan dikelola secara berkelanjutan dengan fokus pada menjaga nilai-nilai ekologi, ekonomi, dan sosialnya.
Hutan Australia merupakan sumber daya yang sangat penting, memberikan manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial bagi negara. Namun, hutan tersebut menghadapi tantangan yang signifikan, terutama dari kebakaran hutan, deforestasi, penebangan, dan perubahan iklim.